-->

Menteri Rini Dorong BMKG Dukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045

Editor: yati
Sebarkan:

Rapat Evaluasi Nasional (Ravalnas) BMKG Tahun 2025. (Foto:HUMAS MENPANRB).

JAKARTA
, Suaraborneo.id – Sejumlah pesan dan masukan disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini pada jajaran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana salah satunya adalah mendukung Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden melalui Asta Cita. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penyediaan informasi cuaca dan iklim BMKG dapat memberikan layanan informasi cuaca dan iklim yang lebih personal dan relevan, sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.


“Dalam berbagai rencana pembangunan, baik RPJPN, Asta Cita, maupun RPJMN, BMKG mendapatkan tugas penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, dan pengelolaan risiko bencana,” ujarnya dalam kegiatan Rapat Evaluasi Nasional (Ravalnas) BMKG Tahun 2025, di Kantor BMKG, Rabu (22/01).

Dijelaskan bahwa dalam Asta Cita, BMKG mendukung Asta Cita ke-8, yakni penyelarasan kehidupan yang harmonis antara manusia, lingkungan, dan budaya. BMKG memainkan peran kunci dalam manajemen bencana, melalui pengembangan sistem deteksi, koordinasi antarlembaga dan sinergi dengan swasta dan masyarakat untuk mendukung penanggulangan bencana yang lebih efektif.

Menurutnya BMKG dapat berperan secara proaktif untuk mengintegrasikan layanan-layanan publik terkait bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika ke dalam sistem INAku yang merupakan bagian produk dari INA DIGITAL. Langkah awal yang dapat diambil adalah integrasi aplikasi InfoBMKG ke dalam INAku untuk menampilkan informasi terkait cuaca, iklim, kualitas udara, serta kejadian gempabumi di seluruh Indonesia.

Dalam acara tersebut Menteri Rini berpesan agar BMKG dapat berfokus pada pelayanan publik inklusif yang ramah kelompok rentan, mengingat peran strategis BMKG dalam pengelolaan risiko bencana. Oleh karenanya harus dipastikan layanan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat yang membutuhkan, termasuk kelompok rentan. Seperti layanan informasi cuaca dan peringatan dini bencana perlu disediakan dalam berbagai format baik teks, audio, gambar, video dan berbagai Bahasa, serta disediakan fitur ”teks-to-speech” untuk membantu penyandang disabilitas netra, dan lain sebagainya.

Dikatakan bahwa sejumlah tantangan dihadapi BMKG dalam menjalankan tugas sehari-hari, seperti adanya perubahan iklim dan cuaca ekstrem, dimana BMKG dituntut untuk meningkatkan keakuratan dan kecepatan prediksi untuk mengurangi risiko bencana. Selanjutnya kebutuhan teknologi yang canggih untuk berdapatasi dengan tantangan krisis iklim, seperti peralatan observasi dan early warning system membutuhkan pembaruan untuk tetap relevan dengan standar global.

“Tantangan lainnya adalah peningkatan kompetensi SDM, dan manajemen bencana yang membutuhkan keterlibatan aktif dari masyarakat. BMKG dituntut untuk memiliki komunikasi publik yang efektif dalam penyampaian informasi cuaca, iklim, dan potensi bencana,” ucapnya.

Lebih lanjut Menteri Rini berharap Rapat Evaluasi Nasional ini menjadi momentum BMKG untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mendukung Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Beberapa hal penting yang dapat menjadi arah strategis perencanaan BMKG seperti peningkatan akurasi dan kecepatan informasi, seperti akurasi prediksi cuaca, iklim, dan peringatan dini/early warning system. Kemudian melakukan peningkatan kapasitas prediksi jangka panjang iklim *_(climate projection)_* untuk membantu adaptasi sektor strategis seperti pertanian, energi, dan pariwisata.

Pada kesempatan yang sama Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan rasa terimakasih untuk Kementerian PANRB dalam sektor penataan kelembagaan di lingkup BMKG, sehingga mewujudkan organisasi yang lincah dan efisien, Menurutnya BMKG mendukung program prioritas Asta Cita, seperti pada poin kedua dimana pihaknya mendukung swasembada pangan melalui pemantauan iklim dan cuaca.

“BMKG mendukung Asta Cita, seperti swasembada pangan, energi. Dimana melalui kemandirian pangan, kita bisa bertahan dengan fenomena perubahan iklim ektrem yang kini telah terjadi,” katanya.

Dukungan BMKG terhadap Asta Cita juga dilakukan terutama dalam poin kedelapan, yakni penyelarasan kehidupan yang harmonis antara manusia, lingkungan, dan budaya, yang dilakukan dengan pembangunan sistem deteksi kebencanaan. Lebih lanjut disampaikan pihaknya melakukan transformasi menuju Indonesia Emas 2045, seperti perubahan mindset, spirit, value, SDM, teknologi dan organisasi BMKG yang telah berjalan sejak 2020. Pelaksanaan tersebut perlu dilakukan guna mensukseskan Asta Cita menuju Indonesia emas. (HUMAS MENPANRB)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini