Calon Bupati Landak pasangan Heri Saman -Vinsensius pada acara debat publik (foto Antonius) |
Dalam pernyataannya, Heri Saman menegaskan komitmennya untuk langsung bekerja untuk masyarakat dan melakukan evaluasi hasil kerja setiap bulan.
“Tidak ada pakai program 100 hari, tapi yang jelas program kita tetap akan kita evaluasi selama satu bulan sekali,” ungkap Heri Saman.
Ia menambahkan bahwa jika diberi amanah memimpin Kabupaten Landak selama lima tahun ke depan, fokus utamanya akan pada pembangunan infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
“Pada debat tadi sudah kita simpulkan bahwa tiga prioritas terutama infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Infrastruktur jalan yang mantap kita selama ini berkurang, jadi program yang harus kita tingkatkan untuk semakin meningkat,” jelasnya.
Terkait mitigasi bencana, Heri Saman menyatakan rencananya untuk mengadakan rapat yang melibatkan desa-desa tangguh bencana, guna mempersiapkan pencegahan di daerah rawan longsor dan banjir. “Penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana ini juga akan kita bekali agar menjadi desa yang tangguh terhadap bencana,” sambungnya.
Mengenai pembentukan tim percepatan pembangunan, Heri Saman menyampaikan bahwa tim tersebut akan melibatkan tokoh-tokoh dan tim khusus untuk melakukan lobi kepada pemerintah pusat. “Kita tergabung di Landak dalam koalisi MELAJU (Membangun Landak Maju) dan kita ambil orang-orang yang punya kedekatan khusus melalui jalur-jalur politis,” katanya.
Heri Saman juga mengingatkan para relawan dan pendukungnya untuk tetap solid dan menjaga kondusifitas selama proses pilkada. “Kita harus menjadi pemenang tetapi dengan cara-cara yang demokratis,” tegasnya.
Calon Wakil Bupati Landak, Vinsensius, menyampaikan pentingnya pembentukan tim percepatan pembangunan daerah sebagai upaya untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam perjalanan pemerintahan.
Jika terpilih bersama Heri Saman, ia berkomitmen untuk memastikan masyarakat ikut serta dalam mengetahui, merasakan, dan mempelajari proses pemerintahan yang dijalankan oleh eksekutif dan legislatif.
“Jadi keterlibatan pemerintah ini tidak cukup hanya dengan lembaga-lembaga yang formal yang ada. Buktinya, dengan posisi yang ada kita sudah terlambat 8 tahun dibanding kabupaten lain dan ini perlu percepatan, serta percepatan ini membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat,” jelas Vinsensius.
Ia berharap, dengan adanya tim percepatan pembangunan, komunikasi yang baik dapat terjalin antara tiga pilar yakni eksekutif, legislatif, dan tim percepatan yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama.
“Melalui seleksi yang baik secara terbuka, kita dapat mengurus Kabupaten Landak ini keluar dari kesulitan dan permasalahan yang ada, dan itu didukung penuh oleh masyarakat,” pungkas Vinsensius.(Anton)