Dalam sambutannya, Subandrio menyampaikan bahwa di Sekadau telah ada pusat kuliner di kompleks Terminal Lawang Kuari.
"Di situ semua kuliner asal Sekadau maupun kuliner dari luar daerah dijual. Namun, pusat kuliner ini hanya beroperasi pada malam hari saja," jelasnya.
Subandrio menekankan bahwa UMKM merupakan salah satu penggerak ekonomi utama di Provinsi Kalimantan Barat, termasuk di Kabupaten Sekadau.
"UMKM bisa bertumbuh apabila pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik. Sebaliknya, jika tidak, maka pelaku UMKM juga sulit berkembang," katanya.
Setelah pelatihan ini, Subandrio berharap para pelaku UMKM dapat mencari formulasi baru agar bisa bersaing dengan pelaku UMKM dari kabupaten lain.
"Kita harus mampu bersaing dengan pelaku UMKM dari daerah lain, terutama dalam hal ciri khas rasa dan kemasan yang menarik," ujarnya.
Subandrio juga menekankan pentingnya kontinuitas produk. "Barang yang diproduksi harus selalu ada agar tidak terputus produksi yang akan dijual. Rasa dan kemasan juga perlu dijaga kualitasnya," tambahnya.
Wabup Subandrio menyarankan agar produk UMKM dipasarkan sementara waktu di UMKM Center dan juga dijual melalui media sosial.
"Para pelaku UMKM harus memiliki akun Facebook sendiri agar produk mereka bisa diiklankan lewat media sosial. Sertakan nomor HP atau WhatsApp agar pemesan bisa langsung menghubungi pembuatnya," sarannya.
Untuk lebih meyakinkan pembeli, Subandrio menyarankan agar kandungan makanan dan masa kedaluwarsa dicantumkan pada kemasan.
"Tujuannya agar pembeli tahu apa saja yang terkandung dalam makanan yang akan dikonsumsi, termasuk masa kedaluwarsanya," imbuhnya.
Terkait permodalan bagi pelaku UMKM, Subandrio menginformasikan bahwa pemerintah telah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi usaha kecil.
"Jika ingin serius berusaha, jangan ragu-ragu. Tentukan nama usaha, buat perencanaan yang matang, dan ajukan pinjaman KUR," pesan Subandrio.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pelaku UMKM di Sekadau dapat semakin berdaya saing dan terus berkembang, sehingga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah. (red)