-->

Pemerintah Kabupaten Landak Mengikuti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dengan Sasaran Tingkatkan Kekebalan di Kalimantan Barat

Editor: Antonius
Sebarkan:


PJ Bupati Landak Dr Gutmen Nainggolan saat meneteskan vaksin kepada anak sekolah (foto Antonius)
LANDAK, suaraborneo.id - Pemerintah Kabupaten Landak melalui Dinas Kesehatan turut serta dalam Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tingkat provinsi Kalimantan Barat, pada tanggal 23 Juli 2024,

Untuk di kabupaten Landak acara diselenggarakan di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Landak dan dihadiri oleh PJ Bupati Landak, anggota DPR RI Drs. Cornelis MH, Forkompinda, serta jajaran kepala OPD Kabupaten Landak dan undangan lainnya.

Usai acara, PJ Bupati Landak, Dr. Gutmen Nainggolan, menyampaikan kepada media bahwa Kabupaten Landak menargetkan capaian sebesar 95 persen atau lebih dalam kegiatan PIN ini.

Gutmen menjelaskan bahwa semua persediaan vaksin telah tersedia. Pada tahap pertama, terdapat 8.100 vaksin yang sudah disiapkan, sedangkan total keseluruhan vaksin yang telah tersedia adalah 74.100, sesuai dengan target sasaran 59.212 orang.

Metode pemberian vaksin dalam pekan imunisasi ini berlangsung mulai tanggal 23 Juli hingga 17 Agustus 2024. Pemberian vaksin tahap pertama dilakukan pada tanggal 23 hingga 29 Juli 2024 diikuti dengan periode 2 minggu untuk memperoleh kekebalan. Kemudian, tahap kedua dilaksanakan mulai tanggal 6 sampai dengan 12 Agustus 2024.

Selama 2 minggu ini, pemerintah juga akan melaksanakan sweeping vaksinasi untuk meningkatkan efektivitas. 

Tujuan utama dari pencapaian target ini adalah untuk membentuk kekebalan pada masyarakat, terutama anak-anak. Dengan adanya kekebalan, diharapkan dapat mencegah terulangnya kasus penyakit yang mematikan seperti yang terjadi di Aceh, Jawa, dan Papua pada wabah cacar pada tahun 1974," jelas Gutmen.

Pentingnya mencapai target imunisasi ini juga ditekankan oleh Gutmen. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kepentingan imunisasi, karena jika anak terjangkit virus, belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. 

"Oleh karena itu, langkah pencegahan harus dilakukan sebelum terjadinya kasus yang tidak diharapkan," kata Gutmen. (Anton)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini