Sanggau,
Kalbar (Suara Borneo) - Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Intervensi
Spesifik Penurunan Stunting di Kabupaten Sanggau oleh Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan tentang permohonan fasilitas
kegiatan monev pelaksanaan intervensi spesifik penurunan Stunting di Provinsi
Kalimantan Barat, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak dan
Kabupaten Sanggau dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi
spesifik penurunan Stunting. Kegiatan bertempat di Ruang Rapat Sekretaris
Daerah Kabupaten Sanggau Jumat (12/7/2024)Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Intervensi
Spesifik Penurunan Stunting di Kabupaten Sangga. (Foto:tk)
Direktorat gizi, Rian Angreny menyampaikan harapan menguatkan kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penurunan Stunting, karena Stunting bukan hanya tanggung jawab dari sektor kesehatan namun juga tanggung jawab dari sektor luar kesehatan.
"Untuk penanganan Stunting ini ada yang namanya intervensi spesifik dan intervensi sensitif, jadi intervensi spesifik ini merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan sedangkan intervensi sensitif itu di luar sektor kesehatan. Jadi harapannya kedepannya penguatan-penguatan di lintas OPD terkait pencepatan penurunan Stunting Kabupaten Sanggau bisa berjalan dengan sinergis untuk masing-masing intervensi," ujarnya
"Untuk tahun 2024 secara nasional masih 14 persen, itu adalah target yang disampaikan oleh bapak Presiden kita untuk penurunan Stunting, namun untuk hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Sanggau dari tahun 2022-2023 terjadi penurunan dan kita harapkan di tahun 2024 bisa mendekati target nasionalnya," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat, Stepanus Jonedi juga menyampaikan beberapa wilayah yang masih terdaftar kasus Stunting dan beberapa harapan untuk mengatasi kasus Stunting tersebut.
"Di tahun 2024 kita ada daftar terupdate triwulan kedua wilayah yang tertinggi dan itu di Noyan dengan 37 persen itu masih data sementara, kemudian Sosok dengan 17,35 persen, Kembayan dengan 19 persen, kemudian Balai Sebut dan Entikong kita belum bisa update daftarnya. Target kita 20 persen dengan pencepatan angka Stunting meskipun kita berada di 54,86 persen sementara kita berada di posisi 18 persen secara dinamis dan di tahun 2023 berada di 21,88 persen," terangnya
"Harapan saya, agar masyarakat terutama ibu hamil dan ibu dari bayi balita melakukan pengukuran ke posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan," pungkasnya (Tk)