Gawai Dayak ke-III Kapuas Hulu Dimeriahkan Long March Pasukan TBBR

Editor: Redaksi
Sebarkan:

Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaansaat membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) Kabupaten Kapuas Hulu yang ke-III tahun 2024
Kapuas Hulu, Kalbar (Suara Borneo) - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) Kabupaten Kapuas Hulu yang ke-III di lapangan sepak bola (GOR) Uncak Kapuas, Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Selasa (23/07/2024). 

Pimpinan Tertinggi Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR), Pangalangok Jilah,  hadir dalam kegiatan tersebut dan memberi dukungan penuh.

Pembukaan PGD berlangsung semarak, diawali dengan Long March Pasukan Merah TBBR. Disusul dengan parade mobil hias dari beberapa sub suku Dayak Kapuas Hulu. Iring-iringan dilakukan mulai dari Waterfront Siluk menuju GOR Uncak Kapuas, Putussibau.

Ketua Panitia PGD Kapuas Hulu ke-III, Yohanes Telajan, mengatakan bahwa pihaknya sangat senang TBBR mendukung penuh PGD Kapuas Hulu. Banyak hadir pasukan merah dan bahkan Pangalangok Jilah.

"Kegiatan ini bertujuan menggali membina dan melestarikan budaya Dayak, khususnya di Kapuas Hulu," tegasnya.

Ia mengatakan PGD Kapuas Hulu kali ini akan dilaksanakan selama lima hari. Ada berbagai perlombaan dalam PGD, diantaranya busana kreasi anak, lagu daerah dan tari kreasi dewasa, lomba menyumpit, pangkak gasing, menumbuk padi dan menampik, melukis perisai, masak tradisional dan pemilihan bujang serta dara gawai, lalu ada lomba lagu daerah, tari kreasi dan lainnya.

"Kami harapkan masyarakat yang ikut kegiatan ini bisa tertib, agar kegiatan berjalan dengan baik, dari awal hingga akhir," harap Yohanes Telajan.

Ketua DAD Kapuas Hulu, Yanto, mengapresiasi Pemda Kapuas Hulu, DPRD Kapuas Hulu dan berbagai pihak yang mendukung PGD. PGD adalah gawai yang digagas DAD dan Sekberkesda Kabupaten Kapuas Hulu.

"PGD merupakan perayaan yang penting, sebab di situ ada pesta panen, misa syukur dan ritual adat, bakan ada kesempatan untuk menunjukan ketangkasan tradisi serta promosikan kesenian Dayak," tuturnya.

Yanto menegaskan suku Dayak adalah satu dari 300an lebih etnik di Indonesia. Dayak harus mengedepankan hidup yang saling menghargai dan toleransi, untuk memperkokoh persatuan bangsa Indonesia. Ia juga mengatakan Dayak harus maju dalam pendidikan, agar sumber daya manusianya bisa bersaing.

"Kita berada di wilayah penyangga perbatasan Indonesia - Malaysia dan penyangga Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur, sebab itu jangan sampai budaya Dayak punah, hukum adat harus hidup dan dipertahankan, kita buku kan aturan adat," tegasnya.

Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengatakan bahwa Kapuas Hulu punya ragam budaya, mulai dari Dayak, Melayu, Tionghoa, Batak, Jawa, Sunda dan lainnya. Kami apresiasi kegiatan PGD, ini menjadi wadah bagi pecinta budaya, khususnya Dayak," ungkapnya.

Bupati menegaskan Pemda Kapuas Hulu selalu mendukung kegiatan yang melestarikan budaya, apalagi kegiatan itu punya kontribusi bagi pelaku Usaha Menengah, Kecil dan Makro (UMKM).

"Kami harapkan masyarakat Kapuas Hulu mendukung PGD, sebab kegiatan ini untuk memajukan budaya, seni, tradisi leluhur, sekaligus membantu roda perekonomian masyarakat," tuntasnya. (prokopim/fd)

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini