JAKARTA, Suara Borneo — Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta dikenal akan populasinya yang
padat, lingkungannya tercemar, dan rentan terhadap gempa bumi. Tak
jarang Jakarta juga digambarkan sebagai kota yang akan paling cepat
tenggelam di dunia, karena pengambilan air tanah dan perubahan iklim.
Semua hal tersebut, ditambah dengan kepentingan pemerintah untuk mendistribusikan peluang dan kesejahteraan secara lebih adil di antara 17.000 pulau di Tanah Air, turut mendorong pengumuman Presiden Joko Widodo pada Augustus 2019 tentang rencana pemindahan ibu kota dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dan menciptakan pemerintahan yang cerdas, “kota hutan lestari”, yang kemudian sebut Nusantara atau IKN.
Sejak saat itu, Pemerintah Indonesia membayangkan investor asing akan mendanai pembangunan Nusantara, yang akan memakan dana $32 miliar atau setara lebih dari 500 triliun rupiah dengan kurs saat ini.
Kini, beberapa bulan sebelum tahap pertama diresmikan pada 17 Agustus, entitas China muncul sebagai salah satu blok investor terbesar dalam proyek yang dipandang sebagai proyek warisan Presiden Joko Widodo. Pengerjaan pembangunan IKN sendiri sudah dimulai pada Agustus 2022.
Singapura menunjukkan minat paling besar, disusul Jepang. Malaysia dan China berada di peringkat ketiga.
Namun penyerahan surat minat hanyalah langkah pertama dalam proses yang memakan waktu. Desain untuk wilayah seluas 260.000 hektar (642.474 acre) itu akan selesai pada Agustus 2045, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia dari pemerintahan kolonial Belanda.
Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (Otorita IKN) memanfaatkan forum dan pertemuan investasi di Beijing, Shanghai dan Shenzhen untuk menjangkau investor. Pada Oktober, Presiden Jokowi mengatakan Beijing akan menjadi investor asing langsung terbesar di Indonesia dalam waktu dua tahun, melampaui Singapura.
China telah berinvestasi di sejumlah proyek kota pintar seperti IKN, di negara lain di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Filipina, Thailand, dan Myanmar, menurut studi Universitas Kentucky pada 2021.
Di Indonesia, investasi China biasanya mengalir ke proyek-proyek infrastruktur atau industri besar, seperti proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung senilai $7,3 miliar, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Mentarang Induk (MIHEP), yang berafiliasi dengan perusahaan milik negara Power China, yang akan menyuplai listrik di wilayah ibu kota baru. Selain itu, China juga membenamkan investasi senilai $11,6 miliar di Pulau Rempang untuk Xinyi Glass, produsen kaca dan panel surya raksasa. Investasi China di Pulau Rempang tersebut masih kontroversial.
Perselisihan mengenai siapa pemilik tanah yang akan menjadi lokasi proyek Xinyi, masih belum terselesaikan.
Dilansir dari VOA, dalam wawancara via telepon dengan VOA Indonesia, Andry Satrio Nugroho, ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mewanti-wanti bahwa pemerintah harus bisa meyakinkan investor bahwa tidak ada sengketa tanah serupa yang terjadi di Nusantara.
Badan Otorita IKN mengatakan pemerintah berupaya untuk melibatkan masyarakat adat dan lokal dalam proses pembebasan lahan dan pembangunan.
Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Badan Otorita IKN, mengatakan pihaknya telah menerima 345 letter of intent yang diajukan oleh calon investor.
Dalam konferensi tentang keberlanjutan yang digelar oleh Temasek Holdings Singapura pada Juni 2023, Jokowi memaparkan 300 paket pembangunan senilai $2,6 miliar kepada investor yang tertarik membangun Nusantara. Pemerintah Indonesia menawarkan insentif seperti pembebasan pajak bagi perusahaan yang berinvestasi setidaknya $647.000 pada proyek seperti bandara, jalan tol, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan hotel.
“Berdasarkan skema KPBU [Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha], Otorita IKN bekerja sama dengan konsorsium China yang dipimpin oleh CITIC Ltd. untuk membangun 60 tower rusun hunian di ibu kota,” kata Wicaksono.
CITIC Ltd., salah satu konglomerat terbesar China, yang 58 persen sahamnya dimiliki oleh CITIC Group. Mike Gallagher, anggota Partai Republik Amerika Serikat (AS) sekaligus ketua Komite Khusus DPR untuk urusan terkait Partai Komunis China, menyebut CITIC sebagai “salah satu perusahaan keuangan terbesar dan terpenting di China yang dikendalikan konglomerat Partai.”
Dua entitas Malaysia, Maxim dan IJM, juga akan membangun properti residensial di Nusantara, menurut Indonesia Business Post.
Penawaran dari China juga mencakup tawaran dari China Railways Construction Corporation untuk mengembangkan sistem transportasi Nusantara, menurut surat kabar resmi China Daily. Koran itu juga melaporkan bahwa “Perusahaan China telah membantu mewujudkan rencana Jokowi.”
China Road and Bridge Corporation, China Communications Construction Indonesia, dan China Construction Eighth Engineering Division Corporation sedang menawar sebagian jalan tol untuk menghubungkan pelabuhan tempat penyimpanan minyak Balikpapan dengan Penajam Paser Utara, tempat ibu kota baru akan dibangun, menurut laporan pada 4 September lalu.
Berdasarkan undang-undang, Presiden Jokowi tidak bisa menjabat lebih dari dua masa jabatan lima tahunnya. Penggantinya diperkirakan adalah Prabowo Subianto, yang meraih suara terbanyak pada pemilu bulan lalu. Prabowo juga mendukung langkah pembangunan Nusantara.
“Semuanya akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir,” kata Jokowi kepada calon investor pada pertemuan di Singapura tahun lalu. “Investasi Anda di Indonesia akan tetap aman, dan akan ada kesinambungan dalam pengembangan ibu kota Nusantara.” [ft/rs]
Sumber:VOA