Paus Fransiskus hari Minggu (23/5) menyampaikan doa bagi para pengunjukrasa di Kolumbia dan warga di bagian timur Kongo yang sedang menghadapi dampak letusan gunung berapi.
Paus menyampaikan kutbahnya di jendela yang menghadap ke kerumunan jemaat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, yang merupakan bagian dari doa Angelus mingguannya.
“Saya berdoa akan rakyat Kolumbia yang terkasih memahami bagaimana menerima karunia Roh Kudus sehingga melalui dialog yang serius mereka dapat menemukan solusi yang tepat untuk berbagai masalah yang diderita,” ujar Paus.
Ia menyerukan setiap orang – demi alasan kemanusiaan – “menghindari perilaku berbahaya ketika menggunakan hak untuk berdemonstrasi secara damai.”
Demonstrasi di Kolumbia terjadi sejak April lalu setelah Presiden Ivan Duque berupaya meningkatkan pajak di tengah perebakan pandemi mematikan yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki makanan.
Meskipun Duque dengan cepat membatalkan rencana itu, para demonstran tetap memadati jalan-jalan, memperluas perjuangan mereka untuk menyampaikan berbagai keluhan, mulai dari soal layanan kesehatan dan sistem pendidikan Kolumbia yang lamban hingga soal lambatnya implementasi perjanjian damai tahun 2016 dengan pemberontak Marxis.
Kelompok-kelompok HAM, seperti Human Rights Watch, mengatakan sedikitnya 55 orang tewas sejak demonstrasi terjadi bulan lalu. Dalam 15 kasus, pelaku serangan adalah polisi.
Dalam kesempatan di Vatikan itu Paus Fransiskus juga berdoa bagi warga di kota Goma, di Republik Demokratik Kongo, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena meletusnya gunung berapi Nyiragongo. Untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun, Gunung Nyiragongo meletus, mengubah langit menjadi merah menyala, sementara lahar mengalir di jalan-jalan raya utama.
Paus juga menyampaikan doa bagi umat Kristiani di China. [em/lt]
Sumber : VOA